Cerpen_You're everything
“BRAK” “ARGGHT” aku melihat tubuh kak keysa terpental jauh darah keluar dari kepala,hidung dan mulutnya tubuhku seakan kaku untuk bergerak dan mulutku seakan kelu air mataku sudah menetes dengan deras orang-orang mulai mengelilingi tubuh kak kesya dan membawa kak kesya kemobil “dek,kamu adiknya ayok ikut” aku hanya menuruti perkataan orang tersebut pandanganku kosong kejadian saat kak kesya ditabrak terus berputar di memori ingatanku,setelah sampai dirumah sakit tubuh kak kesya di bawa oleh suster dan tak lama kemudian ayah dan ibu datang “ra,dimana kakakmu?”tanya ayah padaku aku hanya menangis dan memeluk ayah “jadi kalian orang tua korban,begini pak,bu anak bapak ditabrak lari saat ingin menyusul adiknya anak ibu tidak melihat-lihat terlebih dahulu saat menyembrang dan sekarang anak bapak dan ibu sedang di urus oleh dokter,dan kami sebagai pihak kepolisian akan mencari orang yang menabrak anak bapak dan ibu,permisi”ucap pak polisi ibu menangis saat mendengar cerita dari pak polisi “ini gara-gara rara”ucapku sambil menunduk,tiba-tiba dokter keluar dari ruangan yang ditempati kak kesya “gimana keadaan anak saya dok?”tanya ibu dengan wajah panik “sebentar lagi anak ibu akan sadar”jawab dokter.aku,ibu dan ayah langsung memasuki ruang rawat kak kesya disana terlihat wajah cantik kak kesya yang sedang tertidur pulas kami mendekati kak kesya dan aku memegang tangan kak kesya dan menciumnya “nak cepat bangun yah”ucap ayah sedangkan ibu hanya menangis dipelukan ayah tiba-tiba tangan kak kesya gerak “yah,bu tangan kak kesya gerak”ucapku ayah langsung memencet tombol untuk memanggil dokter “kesya ini ibu”ucap ibu sambil memegang tangan kak kesya “b..u.ke..na..pa..ge..lap?”tanya kak kesya dengan terbata-bata “ini terang ko sayang gak gelap”jawab ibu “iya terang kak”tambahku “tapi kenapa yang kesya lihat hanya berwarna hitam”ucap kak kesya yang sudah panic dan tak lama kemudian dokter datang meriksa keadaan kak kesya “pak,bu saya ingin bicara dengan kalian” ucap pak dokter “ra,jagain kakak kamu yah” ucap ibu padaku,aku hanya mengangguk dan tersenyum,setelah itu ayah dan ibu pergi keruang dokter “kak kesya emangnya benar gelap yah?”tanyaku pada kak kesya,kak kesya hanya diam sebenarnya aku juga takut kalo kak kesya tidak bisa melihat sungguh aku benar-benar merasa bersalah,karena aku kak kesya jadi begini. “CLEK”suara pintu terbuka aku melihat ayah dan ibu masuk dengan wajah seceria mungkin “ayah,ibu apa kata dokter?aku tidak butakan?”tanya kak kesya aku hanya menatap kasihan kak kesya “kamu hanya tidak bisa melihat untuk sementara sayang”jawab ibu,kak kesya langsung diam air matanya tak dapat lagi ia bendung “tetap saja aku buta,mau sementara atau tidak buta ya buta”teriak kak kesya sambil menangis.
Keluar dari rumah sakit kak kesya hanya berdiam diri dikamar ngomong hanya seperlunya saja sifatnya yang dulunya ceria dan ramah kini murung dan sering marah-marah.Saat ini aku sedang ingin mengambil air minum karena haus saat aku melewati kamar ayah dan ibu aku mendengar ayah dan ibu bertengkar tidak biasanya mereka bertengkar karena penasaran aku sengaja menguping apa yang sedang mereka ributkan “ayah please sekali aja ikuti perintah ibu” “sekali ayah bilang tidak ya tidak” “tapi ayah,ini demi kebaikan kesya kata dokter kesya harus mendapat pendonor mata secepatnya” “tapi tidak dengan kebaikan rara,dia sebentar lagi mau UN” karena aku sudah tidak sanggup mendengar perdebatan mereka aku pergi ke kamar dan mencoba mencerna perdebatan ayah dan ibu “kakak membutuhkan donoh mata secepatnya,apakah jika kakak tidak mendapat pendonor mata secepatnya kak kesya akan buta selamanya?”tanyaku pada diriku sendiri dan lama kelamaan mataku mulai mengantuk akupun memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya saat aku ingin berangkat sekolah ayah dan ibu bilang padaku bahwa mereka akan pergi keluar negeri dalam jangka waktu 20 hari dan ayah bilang bahwa mereka menitipkan kak kesya padaku dengan senang hati akupun mengiyakannya menurut perkiraanku mereka keluar negeri ingin mencari pendonor mata untuk kak kesya,dan sebelum aku berangkat aku membawa makanan untuk kak kesya kekamarnya “kak,rara masuk yah”ucapku sambil membuka pintu kamar kak kesya dan terlihat kak kesya sedang ada di balkon kamarnya. “kak,rara bawain makanan buat kakak,rara suapin yah”saat aku ingin menyuapi kak kesya “PRANK” mengibaskan tangannya sehingga makanan yang aku bawa jatuh berantakan “kak kesya”teriak ku “ini semua salah kamu dek,kalo aja kamu gak marah sama aku,aku gak akan kayak gini dek,aku gak akan nyebrang tanpa hati-hati,aku gak akan buta”teriak kak kesya sedangkan aku hanya menangis dan mengucapkan “maaf kak” “kata maaf gak akan buat aku melihat lagi dek,seharusnya aku lagi sekolah jam-jam segini bercanda ria dengan teman-teman,kamu merengut kebahagianku dek”teriak kak kesya aku gak kuat mendengar kak kesya terus menyalahkanku,aku keluar dari kamar kak kesya “non sudah siang,seharusnya non sekolah”ucap bi ijah “jaga kak kesya ya bi”perintahku pada bi ijah,aku berlari menuju depan rumah dan memasuki mobil yang didalam sudah ada pak supri “jalan pak”Pak supri langsung menuruti apa yang aku perintahkan,setelah sampai aku langsung memasuki kelas “tumben datang agak siang”ucap eca teman sebangkuku “ada urusan dirumah”jawabku sambil mengeluarkan buku catatanku.Tak terasa bel tanda pulangpun berbunyi aku buru-buru memasukan buku dan pensil ke tas,aku berlari menuju gerbang disana sudah ada pak supri yang sedang ngobrol dengan pak satpam “pak supri ayok” pak supripun langsung memasuki mobil,Ketika sampai dirumah aku melihat bendera kuning di gerbang “pak supri siapa yang meninggal?”tanyaku dengan nada panik “bapak juga tidak tahu non”jawab pak supri,aku keluar dari mobil langsung memasuki rumah aku melihat ibu dan kesya menangis,aku mendekati mereka “siapa yang meninggal bu,kak?”tanyaku pada mereka,ibu berlari memelukku “mobil ayahmu jatuh dalam jurang dan ayahmu ada didalam mobil tersebut,mobil itu meledak dan jasad ayah hangus ra” dunia seakan runtuh seketika,cobaan apa lagi ini tuhan air mataku mulai menetes “ini gak mungkin bu,bukannya ayah ingin keluar negeri bersama ibu”elakku “tapi,tiba-tiba rekan bisnis ayah telepon ingin bertemu dengan ayah,jadi ibu disuruh menunggu ayah dibandara,sedangkan ayah menemui rekan bisnisnya itu” Pandanganku mulai buram dan entah kenapa semuanya berwarna putih ada cahaya terang disana aku berjalan dan mendekati cahaya tersebut setelah sampai dicahaya itu ternyata ada air terjun yang indah sejuk sekali berada disini “rara”panggil seseorang aku mencari asal suara tersebut ternyata ayah,ayah tidak meninggal. “ayah”teriakku sambil berlari memeluk ayah “ayah beneran gak meninggalkan,benar dugaanku ibu hanya bercanda”ucap sambil tersenyum “ra,ayah titip ibu sama kakakmu yah,jaga dan bahagiain mereka ra”ucap ayah aku bingung kenapa ayah berkata seperti itu,tapi walaupun bingung aku akan menjawab perkataan ayah “pasti yah,aku akan jagain dan bahagiain mereka” ayah tersenyum “ayah pergi yah” aku bingung ayah ingin pergi kemana “ayah mau pergi kemana,rara ikut dong”pintaku pada ayah “gak bisa ra,ayah harus pergi maaf”ayah hilang “ayah..ayah jangan pergi ayah…………ayah.”teriakku “ra bangun ra,ini ibu”mendengar suara ibu aku membuka mata dan kulihat mata ibu terus meneteskan air matanya “ibu kenapa menangis,ayah masih hidup ibu,tadi ayah ngomong sama rara”ucapku “ayah udah gak ada ra”ucap kak kesya walaupun kak kesya buta,tapi aku yakin kak kesya tahu bahwa ibu menangis “tapi,aku ketemu ayah bu,kak,ayah bilang aku harus jagain kalian dan bahagiain kalian”ucapku sambil menangis tiba-tiba ibu memelukku,sekarang aku paham perkataan ayah tadi.
Seminggu setelah ayah meninggal kak kesya jadi semakin murung dia tidak mau makan,sedangkan ibu jagi pendiam dia tidak lagi menasehati aku ini itu entah apa yang ku pikirkan aku mengingat perkataan ayah bahwa aku harus menjaga dan membahagiakan ibu dan kak kesya,aku telah memutuskan untuk mendonorkan mataku untuk kak kesya,aku rela buta asal aku bisa membuat mereka bahagia.Aku melihat ibu sedang menonton tv,tapi padangan ibu kosong,aku mendekati ibu “ibu,aku mau ngomong sesuatu sama ibu,boleh?”tanyakku sambil duduk disamping ibu “kamu mau ngomong apa?”tanya ibu balik “aku mau donorin mata aku buat kak kesya bu”ucapku ibu langsung menatapku “gak boleh,percuma saja jika kakak kamu tidak buta,berarti kamu yang akan buta”teriak ibu aku menunduk “tapi aku ingin melihat kak kesya bahagia bu,aku sudah berjanji pada ayah akan membahagiakan kak kesya” ucapku sambil menangis “tapi itu mengorbankan diri kamu sendiri ra”ucap ibu,aku mencoba memberanikan diri menatap mata ibu “jika dengan mengorbankan diri aku sendiri membuat kak kesya bahagia kenapa tidak bu,please bu”pintakku pada ibu,ibu meneteskan air matanya “itu terserah padamu ra”ucap ibu sambil memelukku akupun membalas pelukan ibu.
Sekarang aku,kak kesya dan ibu berada dirumah sakit aku senang akhirnya aku bisa mendonorkan mataku untuk kak kesya,sebenarnya kak kesya tidak tahu bahwa orang yang mendonorkan matanya adalah aku,karena aku meminta ibu agar tidak memberitahu kak kesya terlebih dahulu.Aku memasuki ruangan operasi bersama kak kesya 2 jam berlalu dan operasi telah selesai dan aku yakin kak kesya pasti senang bisa melihat lagi ya aku sekarang tidak bisa melihat,tapi aku bahagia karena orang yang aku sayang tersenyum untuk sekian kalinya. “ra,kamu mau keruang rawat kesya?”tanya ibu aku mengangguk semangat “sini biar ibu bantu” aku terus tersenyum setelah sampai ibu menyuruhku duduk kata ibu dokter sedang membuka perban yang ada di mata kak kesya “coba buka perlahan” aku mendengar suara dokter “bu,aku bisa melihat lagi”mendengar suara kak kesya aku tersenyum “ra,sini dong ko malah duduk disitu”ucap kak kesya,aku yang mendengarnya langsung berdiri “ra,kenapa pakai tongkat?”tanya kak kesya “apa jangan-jangan rara yang donorin matanya untuk aku.bu apa benar rara yang donorin matanya untuk aku?”tanya kak kesya lagi sedangkan ibu hanya menangis “kenapa ra?”tanya kak kesya aku tersenyum “kak kesya,aku rela ngorbanin mata aku buat kakak,asal kakak bisa senyum lagi,aku gak mau kakak murung dan gak mau makan,aku bahagia kakak bisa melihat lagi”ucapku sambil tersenyum detik kemudian aku merasakan seseorang memelukku “kamu adalah adik terbaik yang pernah ada didunia ini” akupun membalas pelukan kak kesya “sini ibu mau rara peluk gak?”tanyaku dan aku merasakan ibu memelukku juga,Inilah yang aku inginkan tuhan,aku bahagia walaupun tidak bisa melihat.
Keluar dari rumah sakit kak kesya hanya berdiam diri dikamar ngomong hanya seperlunya saja sifatnya yang dulunya ceria dan ramah kini murung dan sering marah-marah.Saat ini aku sedang ingin mengambil air minum karena haus saat aku melewati kamar ayah dan ibu aku mendengar ayah dan ibu bertengkar tidak biasanya mereka bertengkar karena penasaran aku sengaja menguping apa yang sedang mereka ributkan “ayah please sekali aja ikuti perintah ibu” “sekali ayah bilang tidak ya tidak” “tapi ayah,ini demi kebaikan kesya kata dokter kesya harus mendapat pendonor mata secepatnya” “tapi tidak dengan kebaikan rara,dia sebentar lagi mau UN” karena aku sudah tidak sanggup mendengar perdebatan mereka aku pergi ke kamar dan mencoba mencerna perdebatan ayah dan ibu “kakak membutuhkan donoh mata secepatnya,apakah jika kakak tidak mendapat pendonor mata secepatnya kak kesya akan buta selamanya?”tanyaku pada diriku sendiri dan lama kelamaan mataku mulai mengantuk akupun memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya saat aku ingin berangkat sekolah ayah dan ibu bilang padaku bahwa mereka akan pergi keluar negeri dalam jangka waktu 20 hari dan ayah bilang bahwa mereka menitipkan kak kesya padaku dengan senang hati akupun mengiyakannya menurut perkiraanku mereka keluar negeri ingin mencari pendonor mata untuk kak kesya,dan sebelum aku berangkat aku membawa makanan untuk kak kesya kekamarnya “kak,rara masuk yah”ucapku sambil membuka pintu kamar kak kesya dan terlihat kak kesya sedang ada di balkon kamarnya. “kak,rara bawain makanan buat kakak,rara suapin yah”saat aku ingin menyuapi kak kesya “PRANK” mengibaskan tangannya sehingga makanan yang aku bawa jatuh berantakan “kak kesya”teriak ku “ini semua salah kamu dek,kalo aja kamu gak marah sama aku,aku gak akan kayak gini dek,aku gak akan nyebrang tanpa hati-hati,aku gak akan buta”teriak kak kesya sedangkan aku hanya menangis dan mengucapkan “maaf kak” “kata maaf gak akan buat aku melihat lagi dek,seharusnya aku lagi sekolah jam-jam segini bercanda ria dengan teman-teman,kamu merengut kebahagianku dek”teriak kak kesya aku gak kuat mendengar kak kesya terus menyalahkanku,aku keluar dari kamar kak kesya “non sudah siang,seharusnya non sekolah”ucap bi ijah “jaga kak kesya ya bi”perintahku pada bi ijah,aku berlari menuju depan rumah dan memasuki mobil yang didalam sudah ada pak supri “jalan pak”Pak supri langsung menuruti apa yang aku perintahkan,setelah sampai aku langsung memasuki kelas “tumben datang agak siang”ucap eca teman sebangkuku “ada urusan dirumah”jawabku sambil mengeluarkan buku catatanku.Tak terasa bel tanda pulangpun berbunyi aku buru-buru memasukan buku dan pensil ke tas,aku berlari menuju gerbang disana sudah ada pak supri yang sedang ngobrol dengan pak satpam “pak supri ayok” pak supripun langsung memasuki mobil,Ketika sampai dirumah aku melihat bendera kuning di gerbang “pak supri siapa yang meninggal?”tanyaku dengan nada panik “bapak juga tidak tahu non”jawab pak supri,aku keluar dari mobil langsung memasuki rumah aku melihat ibu dan kesya menangis,aku mendekati mereka “siapa yang meninggal bu,kak?”tanyaku pada mereka,ibu berlari memelukku “mobil ayahmu jatuh dalam jurang dan ayahmu ada didalam mobil tersebut,mobil itu meledak dan jasad ayah hangus ra” dunia seakan runtuh seketika,cobaan apa lagi ini tuhan air mataku mulai menetes “ini gak mungkin bu,bukannya ayah ingin keluar negeri bersama ibu”elakku “tapi,tiba-tiba rekan bisnis ayah telepon ingin bertemu dengan ayah,jadi ibu disuruh menunggu ayah dibandara,sedangkan ayah menemui rekan bisnisnya itu” Pandanganku mulai buram dan entah kenapa semuanya berwarna putih ada cahaya terang disana aku berjalan dan mendekati cahaya tersebut setelah sampai dicahaya itu ternyata ada air terjun yang indah sejuk sekali berada disini “rara”panggil seseorang aku mencari asal suara tersebut ternyata ayah,ayah tidak meninggal. “ayah”teriakku sambil berlari memeluk ayah “ayah beneran gak meninggalkan,benar dugaanku ibu hanya bercanda”ucap sambil tersenyum “ra,ayah titip ibu sama kakakmu yah,jaga dan bahagiain mereka ra”ucap ayah aku bingung kenapa ayah berkata seperti itu,tapi walaupun bingung aku akan menjawab perkataan ayah “pasti yah,aku akan jagain dan bahagiain mereka” ayah tersenyum “ayah pergi yah” aku bingung ayah ingin pergi kemana “ayah mau pergi kemana,rara ikut dong”pintaku pada ayah “gak bisa ra,ayah harus pergi maaf”ayah hilang “ayah..ayah jangan pergi ayah…………ayah.”teriakku “ra bangun ra,ini ibu”mendengar suara ibu aku membuka mata dan kulihat mata ibu terus meneteskan air matanya “ibu kenapa menangis,ayah masih hidup ibu,tadi ayah ngomong sama rara”ucapku “ayah udah gak ada ra”ucap kak kesya walaupun kak kesya buta,tapi aku yakin kak kesya tahu bahwa ibu menangis “tapi,aku ketemu ayah bu,kak,ayah bilang aku harus jagain kalian dan bahagiain kalian”ucapku sambil menangis tiba-tiba ibu memelukku,sekarang aku paham perkataan ayah tadi.
Seminggu setelah ayah meninggal kak kesya jadi semakin murung dia tidak mau makan,sedangkan ibu jagi pendiam dia tidak lagi menasehati aku ini itu entah apa yang ku pikirkan aku mengingat perkataan ayah bahwa aku harus menjaga dan membahagiakan ibu dan kak kesya,aku telah memutuskan untuk mendonorkan mataku untuk kak kesya,aku rela buta asal aku bisa membuat mereka bahagia.Aku melihat ibu sedang menonton tv,tapi padangan ibu kosong,aku mendekati ibu “ibu,aku mau ngomong sesuatu sama ibu,boleh?”tanyakku sambil duduk disamping ibu “kamu mau ngomong apa?”tanya ibu balik “aku mau donorin mata aku buat kak kesya bu”ucapku ibu langsung menatapku “gak boleh,percuma saja jika kakak kamu tidak buta,berarti kamu yang akan buta”teriak ibu aku menunduk “tapi aku ingin melihat kak kesya bahagia bu,aku sudah berjanji pada ayah akan membahagiakan kak kesya” ucapku sambil menangis “tapi itu mengorbankan diri kamu sendiri ra”ucap ibu,aku mencoba memberanikan diri menatap mata ibu “jika dengan mengorbankan diri aku sendiri membuat kak kesya bahagia kenapa tidak bu,please bu”pintakku pada ibu,ibu meneteskan air matanya “itu terserah padamu ra”ucap ibu sambil memelukku akupun membalas pelukan ibu.
Sekarang aku,kak kesya dan ibu berada dirumah sakit aku senang akhirnya aku bisa mendonorkan mataku untuk kak kesya,sebenarnya kak kesya tidak tahu bahwa orang yang mendonorkan matanya adalah aku,karena aku meminta ibu agar tidak memberitahu kak kesya terlebih dahulu.Aku memasuki ruangan operasi bersama kak kesya 2 jam berlalu dan operasi telah selesai dan aku yakin kak kesya pasti senang bisa melihat lagi ya aku sekarang tidak bisa melihat,tapi aku bahagia karena orang yang aku sayang tersenyum untuk sekian kalinya. “ra,kamu mau keruang rawat kesya?”tanya ibu aku mengangguk semangat “sini biar ibu bantu” aku terus tersenyum setelah sampai ibu menyuruhku duduk kata ibu dokter sedang membuka perban yang ada di mata kak kesya “coba buka perlahan” aku mendengar suara dokter “bu,aku bisa melihat lagi”mendengar suara kak kesya aku tersenyum “ra,sini dong ko malah duduk disitu”ucap kak kesya,aku yang mendengarnya langsung berdiri “ra,kenapa pakai tongkat?”tanya kak kesya “apa jangan-jangan rara yang donorin matanya untuk aku.bu apa benar rara yang donorin matanya untuk aku?”tanya kak kesya lagi sedangkan ibu hanya menangis “kenapa ra?”tanya kak kesya aku tersenyum “kak kesya,aku rela ngorbanin mata aku buat kakak,asal kakak bisa senyum lagi,aku gak mau kakak murung dan gak mau makan,aku bahagia kakak bisa melihat lagi”ucapku sambil tersenyum detik kemudian aku merasakan seseorang memelukku “kamu adalah adik terbaik yang pernah ada didunia ini” akupun membalas pelukan kak kesya “sini ibu mau rara peluk gak?”tanyaku dan aku merasakan ibu memelukku juga,Inilah yang aku inginkan tuhan,aku bahagia walaupun tidak bisa melihat.
Komentar
Posting Komentar